Pesan

Senin, 24 Oktober 2011

Duka atau Bahagia Letaknya di Kadar Iman

Ada Apa
Kemana arah perselisihan ini, klass unggulan menanggapi aksi demo iitu sebagai pengusiran, sedangkan Muhamadiyah cabang menanggapi bahwa inilah akibat kalau pengelolah Unggulan bertindak sendiri tampa melapor ke Cabang Muhammadiyah, terjadilah saling pendapat kadang kala klas unggulan  berpendapat bahwa kami hanya tahunya kepala sekolah tak mengenal cabang, makanya simpul dari perselisihan ini terletak pada kepala sekolah SD muh Berua.
Muhammadiyah Cabang berusaha memberikan pengertian kepada orang tua murid dengan mengundang berdialog, hasilnya jauh panggan dari api, Muhammadiyah terus di salahkan

Muhammadiyah pun menyadari bahwa niat berpisah telah direncanakan, walaupun tampa peristiwa tersebut tetap berpisah hanya menunggu waktu saja. Kaidah organisasi menyatakan bahwa guru guru diangkat oleh cabang tak di indahkan, akhirnya pasrah saja apa yang di kehendaki orang tua murid.
Si A juga mengadaran rapat konsilidasi dengan orang tua, maka memutuskan untuk menyewa Ruko  untuk melanjutkan proses mengajajarnya, akhirnya terjadilah pepisahan itu? 

 tak ada lagi kecerian seperti ini, tapi yang menyebabkan kami lega, telah kami paparkan apa kejadian sebenarnya, klass unggulan tetap di buka dan kami merintis lagi. walau kami menyadari kejadian ini adalah penghianatan ke Muhamadiyah  secara besar besaran, membawa 150 murid, 12 guru dengan masa binaan 7 tahun.
Sejarah Muhammadiyah dalam mengurus pendidikan sudah beberapa kali terjadi pahit seperti ini, ketika pengelolah merasa tak ada artinya organisasi, yang ada adalah tokoh sentral, kultus individu, awalnya memang enak seperti di hipnotis, tapi kenyataan tak bertahan lama sekolahnya. 





Tidak ada komentar: